infosumsel.ID - Padahal harga 'Kawe' (kopi) sudah turun Rp. 500 per kilogram, petani dari Desa Lawang Agung, Kecamatan Mulak Ulu tetap melakukan aktivitasnya.
H Yasmin (66), petani asal Lawang Agung, membenarkan bahwa harga kopi yang sudah dikeringkan dan digiling mengalami penurunan.
"Dulu harganya Rp 22.000 per kilo, sekarang menjadi Rp 21.500 per kilo. Hal ini dipengaruhi oleh perayaan Idul Adha dan tahun ajaran baru (TAB)," katanya, Senin 11 Juli 2022.
Baca Juga: Terungkap, ini Sosok Mayat Membusuk di Kebun Karet di Empat Lawang, Korban Dibunuh Anak Tiri
Namun, lanjutnya, penduduk yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani harus memanen kopinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
“Namun demikian, kami harus memenuhi kebutuhan keluarga, misalnya untuk membeli perlengkapan sekolah, pupuk, racun, dan memasak,” jelas H Yasmin.
Baca Juga: Gen Halilintar Tidak Akan Menetap di Indonesia, Thariq Halilintar Beberkan Alasannya
Senada dengan itu, Rasul (47) petani lainnya mengatakan, penurunan harga kopi karena adanya Idul Adha dan tahun ajaran.
“Kalau kopi dijual di Lawang Agung hanya Rp 21.500 per kilo, kalau ke Kota Lahat bisa Rp 22.000, tapi biayanya tidak jauh sampai 2 jam perjalanan,” jelasnya.
Baca Juga: Nokia N73 Max 5G Miliki Kamera Terbaik, ini Harga yang Dibanderol dam JAdwal Rilisnya
Ditambahkannya, banyak petani di sini yang hanya menjual kebunnya ke kepala desa, daripada harus ke Kota Lahat.
“Makanya tidak kami jual sekaligus, disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari rumah tangga,” ujarnya.
Artikel Terkait
Pembentukan Kikim Area Tinggal Kajian Akademis, Pemkab Lahat Siap Dukung
Kades Desa Tanjung Raya Lahat Keluhkan PLN Lambat Merespon Permintaan Pemasangan Tiang Listrik
Granat Mortir Aktif Peninggalan Perang Ditemukan di Merapi Barat Kabupaten Lahat
Security BRI Tewas Usai Tertimpa Tiang Listrik Yang Roboh di Kabupaten Lahat
Sebelum Idul Adha, Gaji 13 ASN Lahat Dicairkan